Kamis, 02 Februari 2023

BELAJAR


 

 Sebelum dibahas tentang bagaimana pembelajaran dilakukan, dan apa yang akan dihasilkan dari sebuah prosespembelajaran, maka yang terpenting adalah harus diketahui terlebih dahulu apa itu “ belajar”. Definisi belajar harus difahami terlebih dahulu sebagai kerangka dalam merumuskan langkah-langkah agar tujuan belajar dapat tercapai seperti yang dikehendaki.

Belajar adalah suatu sifat alami yang diberikan oleh Allah kepada hambanya yang bernama makluk hidup baik manusia maupun hewan. Secara alami sejak dilahirkan dan memulai kehidupannya di dunia semua makluk hewan dan manusia mengalami proses belajar. Jika hewan beajar untuk memenuhi kebutuhan makan dan mempertahankan eksistensinya, maka lain halnya dengan manusia yang diberikan keutamakan oleh Allah dengan diberikanNya akal dalam otak dan ppikiran manusia. Dengan akalnya, manusia tidak hanya belajar untuk mempertahankan hidupnya makan dan mempertahankan dari bahaya, bahkan lebih dari itu.Manusia dengan akalnya dapat memiiki budaya yang terus berkembang, dengan akalnya dapat menciptakan tekhnologi yang semakin maju, dan dengan akalnya manusia dapat berfikir tentang kebenaran. Hal itu semua diperoleh manusia dari proses belajar.

Lalu apa yang dimaksud dengan belajar ? Para pakar menjelaskan bahwa secara umum belajar merupakan suatu proses untuk berubah, baik perubahan pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu, perubahan sikap dari sikap yang buruk menjadi baik, maupun perubahan prilaku, kesemuanya diperoleh dari suatu proses yang disebut belajar.Belajar tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, bahkan Rosulullah SAW pernah bersabda “ Belajarlah sampai ke Negeri Cina “, dalam hadits yang lain Rosulullah juga menyampaikan bahwa belajar dimulai dari masih di dalam kandungan sampai masuk tiang lahat. Secara harfiah, bisa difahami bahwa belajar bisa dilakukan kapan saja dan dimanapun berada. Semua yang ada disekitar kita dapat dijadikan sebagai sumber belajar, apapun itu mulai dari benda mati,  sampai pada omongan orang bijak, semua dapat menjadi media untuk belajar.

Belajar merupakan aktivitas mental atau psikis yang berlangsung bersama dengan interaksinya dengan lingkungan. Paling sederhana proses belajar dapat kita lihat dari anak mulai dari saat kelahirannya di dunia, diawali dengan belajar menghisap, belajar bersuara, belajar untuk berjalan, belajar bicara dan belajar  untuk menirukan gerakan-gerakan dan sikap orang diskelingnya, oleh karenanya keberadaan dan kondisi lingkungan akan sangat berpengaruh pada pola hidup dan sikap seorang anak, seperti fenomena “Tarzan” si anak hutan. Karena lingkungan disekitarnya merupakan sumber belajar yang setiap saat ditemuinya, maka lingkungan harus diciptakan menjadi sumber belajar yang baik bagi anak, lingkungan yang buruk akan menjadikan anak ikut berperilaku buruk, pun juga sebaliknya.

Belajar adalah sifat alamaiah yang sudah dianugerahkan Allah kepada manusia.Dalam setiap diri manusia bahkan hewanpun diberikan insing untuk belajar, yaitu belajar untuk mempertahankan hidup. Namun, manusia dijadikan istimewa oleh Allah karena manusia memiliki akal yang menjadikannya lebih baik dan lebih mulia dari makluk-makluk lain  ciptaan Allah yang Maha Kuasa.Namun sayang tidak semua manusia dapat mempergunakan potensi akal yang dimilikinya untuk belajar. Bagi mereka yang belajar dengan sungguh-sunggu baik secara formal di lembaga pendidikan ataupun dari lingkungan akan menjadi pribadi yang utuh, yang dapat diterima lingkungannya dengan sangat baik dan bahkan dihormati dan disegani oleh masyarakat disekitarnya karena ilmunya,  seperti janji Allah bahwa Allah SWT akan meningkatkan derajat orang-orang yang berilmu.

Beberapa pakar bahkan mencoba mendefinisikan tentang belajar, sebagai berikut :Winkel (dalam Alhadad, 2001:8), menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.

Winataputra, dkk. (1992:2), menyatakan bahwa proses belajar mencakup keseluruhan aktivitas peserta didik (siswa) dalam mencari dan/atau menerima serta mengolah informasi, melibatkan diri dalam interaksi sosial, bersikap, berbuat, mengatur dan memantapkan perilaku.

Pada dasarnya terdapat banyak pandangan tentang pendefinisian belajar, namun penulis secara umum mendefinisikan belajar adalah keseluruhan aktivitas siswa dalam berinteraksi secara aktif dengan sumber belajar, sehingga secara sadar terjadi berbagai perubahan yang kontinu dan bersifat positif terhadap mental, sikap dan tingkah laku siswa sebagai subjek dalam proses belajar  tersebut. Adapun sumber belajar dalam hal ini dapat berupa buku (sumber informasi lainnya), lingkungan (alam, sosial, budaya), guru atau sesama teman, bahkan perkembangan saat ini dengan berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi, internet menjadi media belajar utama yang menyimpan beragam ilmu.

Terutama belajar disekolah, adalah belajar yang diformalkan oleh pemerintah dengan target-target dasar tententu yang diharapkan dengan akal yang dimilikinya manusia dapat mengembangkan pola pikir dan kecerdasannya sehingga tercapai tujuan dari proses velajar tersebut yang sudah digariskan oleh pemerintah. Sebagai salah satu sumber belajar dalam kegiatan belajar secara formal adalah guru, yang  sekaligus berperan  sebagai fasilitator dalam proses belajar dan mengahar yang disebut dengan proses pembelajaran. Meskipun demikian, guru dalam mengajarnya harus memegang rambu-rambu yang diberikan pemerintah yang disebut dengan kurikulum yang memuat standar-standar yang diharapkan jika siswa lulus dari jenjang tertentu. Namun, guru memiliki otoritas untukdapat menggunakan metode atau pendekatan pembelajaran apa saja yang dianggap cocok olehnya dalam proses pembelajaran yang tentunya akan disesuaikan dengan kondisi siswa dan tujuan dari pembelajaran yang dilaksanakan.

Belajar secara umum dalam lingkungan masyarakat tentunya tidak dibatasi dngan pendekatan-pendekatan atau metode-metode tertentu, secara naluri setiap individu akan menemukan caranya sendiri untuk belajar dari lingkungan mereka. Lain halnya dengan belajar secara formal di sekolah, para pakar sudah mengkaji secara khusus pendekatan-pendekatan dan metode yangdianggap paling efektif, agar pembelajaran di kelas dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan secara optimal. U-ma