Rabu, 02 Juni 2021

Tantangan Dunia Pendisikan di era Society 5.0




Judul : *Menyiapkan Pendidik Yang Berkualitas  Di Era Society 5.0*


Oleh : Ummi Masruroh, M. Pd. 


Memasuki era 5.0, banyak tantangan dan perubahan yang harus dilakukan oleh satuan pendidikan sebagai ujung tombak dalam mempersiapkan SDM yng unggul di masa depan. 


Era super smart society  yang populer disebut dengan era  5.0 diperkenalkan oleh Pemerintah Jepang pada tahun 2019, sebagai antisipasi atas gejolak disrupsi revolusi industri 4.0, yang menyebabkan ketidakpastian yang kompleks dan ambigu (VUCA), yang dikhawatirkan dapat menggerus nilai-nilai karakter kemanusiaan. Oleh karenanya dunia pendidikan berperan penting dalam menyambut era Super Smart Society 5,0, terutama dalam upaya meningkatkan kualitas SDM.  


Dalam menghadapi era society 5.0, maka mau tidak mau masyarakat harus mampu beradaptasi dengan terjadinya transformasi peradaban yang cukup besar. Oleh karenanya, agar tidak tertinggi maka sistem pendidikan harus disiapkn untuk mampu membekali masyarakat dengan kompetensi yang memadahi bagi generasi -generasi era super society 5.0.


Para pakar pendidikan sebelumnya telah bersepakat bahwa, untuk menjawab tantangan Revolusi industri 4.0 dan Society 5.0 dalam dunia pendidikan diperlukan kecakapan hidup abad 21 atau lebih dikenal dengan istilah 4C (Creativity, Critical Thingking, Communication, Collaboration). 


Oleh karena itu, para pendidik harus dapat menjadi inspirastor bagi tumbuhnya kreativitas peserta didik, disamping juga pendidik harus bisa berperan sebagai fasilitator, tutor dan pembelajar sejati yang memotivasi peserta didik untuk “Merdeka Belajar,”. 


Ide tentang merdeka belajar yang belakangan telah digulirkan dan diterapkan di lembaga-lembaga pendidikan, akan menciptakan pendidikan berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia. Melalui peningkatan layanan dan akses pendidikan dasar sebagai salah satu dari  upaya pemenuhan maupun perbaikan infrastruktur dan platform teknologi di sekolah. 


Oleh karenanya, diharapkan guru menjadi pribadi yang kreatif, mampu mengajar, mendidik, dan menginspirasi serta menjadi suri teladan bagi peserta didiknya. Sedangkan kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh siswa dari hasil proses pendidikan tersebut adalah memiliki kemampuan 6 Literasi Dasar, yaitu ; literasi numerasi, literasi sains, literasi informasi, literasi finansial, literasi budaya dan kewarganegaraan). 


Tidak cukup hanya literasi dasar saja, namun generasi bangsa ini juga harus memiliki kompetensi lainnya yaitu mampu berpikir kritis, bernalar, kretatif, berkomunikasi, kolaborasi  serta memiliki kemampuan problem solving. Dan yang terpenting memiliki perilaku (karakter); memiliki  rasa ingin tahu yang tinggi, memiliki inisiatif, gigih, mudah beradaptasi, dan memiliki jiwa kepemimpinan serta  kepedulian sosial ddna budaya yang tinggi. 


Guru sebagai penggerak harus memiliki inisiatif untuk melakukan perubahan pada para peserta didiknya, mengambil tindakan tanpa disuruh, terus berinovasi serta keberpihakan kepada murid. Guru di era 5.0  harus pula memiliki kemampuan digital yang dapat berfikir super kreatif, yang dituntut untuk selalu berinovasi dalam proses pembelajaran di kelas dibina nya. 


Demikianpun dalam penggunaan instrumen dan media pendidikan akan sangat berbeda, pada era society 5.0 guru diharapkan mampu menguasai dan memanfaatkan  Internet of things  (IoT), Virtual/Augmented reality , dan  Artificial Intelligence (AI) dalam dunia pendidikan, terutama untuk mengetahui serta mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran yang dibutuhkan oleh pelajar.


Pendidik Profesional di Era Society 5.0, tidak boleh meninggalkan pendidikan karakter. Pendidikan karakter tetap harus menjadi prioritas, agar perkembangan teknologi dapat diimbangi dengan kekuatan  karakter peserta didik, sehingga meskipun dalam peradaban baru yang serba canggih, masyarakat masih bijak memanfaatkan semua kehebatan peradaban super smart 5.0 itu untuk kemaslahatan umat. 

Peradaban baru dimana  masyarakat dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era Revolusi industri 4.0 seperti Internet on Things (internet untuk segala sesuatu), Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), Big Data (data dalam jumlah besar), dan robot untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Sehingga dengan kondisi society 5.0 yang  merupakan  konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi, tetap manusia tidak kehilangan jadi dirinya sebagai manusia dan makluk Tuhan yang paling beradab. 


Pendidik Profesional di Era Society, tidak boleh meninggalkan pendidikan karakter. Pendidikan karakter tetap harus menjadi prioritas, agar perkembangan teknologi dapat diimbangi dengan karangan karakter, sehingga meskipun dalam peradaban baru yang serba canggih, masyarakat masih bijak memanfaatkan semua kehebatan peradaban kala itu untuk kemaslahatan umat. 

Peradaban baru dimana  masyarakat dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era Revolusi industri 4.0 seperti Internet on Things (internet untuk segala sesuatu), Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), Big Data (data dalam jumlah besar), dan robot untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Sehingga dengan kondisi society 5.0 yang  merupakan  konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi, tetap manusia tidak kehilangan jadi dirinya sebagai manusia dan makluk Tuhan yang paling beradab.


Maka, perubahan peradaban super smart society 5.0 masih menyisakan tanya, mungkinkah  peran Pendidik  dapat digantikan oleh teknologi sepenuhnya? Karena bagaimanapun ada peran dari pendidik yang tak akan dapat digantikan oleh teknologi secerdas apapun, yaitu teladan / modelling  (uswah), dan ikatan emosional guru dan siswa, terutama dalam penanaman  karakter. U-ma