Kamis, 25 April 2013

Madrasah Is The Center of Character Building


MADRASAH SEBAGAI THE CENTER OF CARAKTER BUILDING
Oleh : Ummi Masruroh, M.Pd.*)
Pendahuluan
Dalam perspektif historis, Indonesia merupakan sebuah negara muslim terbesar di Dunia, meskipun Indonesia terletak jauh dari pusat perkembangan Agama Islam itu sendiri. Hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan Pendidikan Agama Islam di Indonesia.
Di era modern belakangan ini madrasah dipandang sebagai lembaga pendidikan yang unik. Di saat ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat, di saat filsafat hidup manusia modern mengalami krisis keagamaan (Haedar Nashir, 1999) dan di saat Perkembangan teknologi informasi mengecilkan sekat ruang dan waktu, madrasah telah  menunjukkan eksistensinya sebagai lembaga pendidikan yang mampu menjawab tantangan modernitas sekaligus mampu mengatasi masalah demoralitas yang disebabkan oleh  perkembangan dunia yang semakin modern .
Madrasah menjadi sistem pendidikan yang fleksibel diakomodasikan dalam berbagai lingkungan karena struktur kurikulumnya yang lengkap meliputi kurikulum pengetahuan umum dan agama yang menitik beratkan pada pembentukan akhlaqul karimah. Sebagai salah satu madrasah di lingkungan pedesaan di kabupaten lamongan, MTs Al Muslimun merupakan salah satu madrasah yang memanfaatkan pola sistem pendidikan madrasah tersebut  untuk mengembangkan  madrasah menjadi The Center of Caracter Buiding yaitu madrasah sebagai pusat membangun karakter siswa.
Islam menganjurkan umatnya untuk menjalankan agama secara kaffah (sempurna). Diantara komponen kesempurnaan itu adalah  umat Islam harus mengembangkan ilmu, terutama ilmu yang mempunyai perhatian tentang alam semesta sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur’an surat Ali Imron ayat 190 yang artinya “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”. Hal ini yang mendasari MTs Al Muslimun dalam mengembangkan masterplan  nya sehingga di madrasah ini terjadi keseimbangan kurikulum antara mata pelajaran agama dan matapelajaran umum.

Visi  Madrasah
Visi adalah cita-cita  atau mimpi yang ditetapkan oleh madrasah untuk memberikan arah kemana madrasah akan dikembangkan, dan  mendasari program-program serta langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan. Visi menggambarkan aspirasi masa depan tanpa menspesifikasi cara-cara untuk mencapainya. Visi yang paling efektif adalah visi yang dapat memunculkan inspirasi yang  dikaitkan dengan keinginan terbaik. Dalam mengembangkan karakter madrasah yang kompetitif dan sainstifik, MTs Al Muslimun merumuskan visinya  berdasarkan pada kolaborasi dua hal, yaitu konteks masyarakat sekitar madrasah dan konsep pendidikan efektif.
Dari konteks masyarakat sekitar madrasah dengan latar belakang lingkungan pedesaan yang sangat dekat dengan dunia pertanian, dengan kehidupan sosial ekonomi yang serba pas-pasan,  dan budaya masyarakat pedesaan yang ”trans-agamis” dan jauh dari istilah modernitas, maka diperlukan upaya yang sungguh-sungguh untuk membangun lembaga pendidikan yang memiliki output dan outcome yang berkualitas sesuai dengan konsep pendidikan efektif  yaitu pendidikan yang dapat membangun karakter peserta didik, dan melakukan tranfer ilmu  pengetahuan yang bermakna kepada peserta didik.  Dari kolaborasi kedua hal tersebut yaitu  konsteks masyarakat sekitar dan konsep pendidikan efektif yang ingin dikembangkan, terumuskan visi madrasah sebagai berikut :

 Rumusan visi tersebut diatas diperjelas dengan indikator  output dan outcome madrasah sebagaimana pada bagan berikut  :
Secara Makro Visi pengembangan MTs Al Muslimun adalah mewujudkan  masyarakat yang memiliki sikap agamis, berkemampuan ilmiah-amaliah, memiliki jati diri dan profesional. Sedangkan secara Mikro pengembangan pendidikan di MTs Al Muslimun diarahkan  untuk mewujudkan  individu yang  religius, ilmiah-amaliah, berkarakter dan berprestasi. Berkaitan dengan pengembangan madrasah yang kompetitif dan sainstifik, maka visi yang menggambarkan pengembangan madrasah tersebut tampak pada indicator visi “Islami dan berkualitas” yaitu dengan output siswa mampu membaca Al Qur’an, mampu melakukan penelitian, menguasai ICT dan berprestasi, sedangkan outcome yang diharapkan dari visi tersebut adalah terciptanya budaya religious, budaya berfikir dan berlaku ilmiah, cinta alam dan lingkungan, serta memiliki minat tinggi untuk terus maju berprestasi.

Misi Madrasah
Terkait dengan visi yang telah dirumuskan, maka  misi pengembangan MTs  Al Muslimun diantaranya; disamping mengembangkan kualitas SDM dan proses KBM, madrasah juga berupaya untuk mengembangkan budaya Religious, Read, Reason, dan Research pada siswa yang selanjutnya diharapkan akan meningkatkan kualitas siswa dan dikemudian hari akan menjadi icon Madrasah. Upaya pengembangan budaya-budaya tersebut, yaitu :
  1. Mengembangkan Budaya Religiuous (Agamis)
Dalam era globalisasi dan informasi yang semakin canggih dan tanpa batas belakangan ini, sekat antara hal-hal yang bathal dan yang haq sangat tipis. Tanpa adanya bekal ilmu pengetahuan agama yang cukup dan mental agamis yang kuat, maka siapapun akan dengan mudah terjerumus pada hal-hal yang mendorong pada  keburukan moralitas.  Apalagi seorang anak pada usia sekolah yang sedang mencari jati diri. Dalam pengembangan mental mereka, tidak seharusnya membatasi mereka dari perkembangan dunia luar terutama  perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, tetapi bagaimana membentengi mental mereka agar mereka dapat memilih dan memilah hal-hal yang baik dan yang tidak baik bagi mereka. Hal tersebut akan bermakna bagi  siswa dalam memperoleh kedewasaannya dalam mengelolah informasi yang harus dia terima.

  1. Mengembangkan budaya Read (Membaca)
Dalam Al qur’an surat Al Alaq Allah berfirman  Iqro’ Bismirobbikal ladhi Kholaq …”, Bacalah dan sebutlah nama Tuhanmu yang telah menciptakan …. Ayat tersebut menjadi inspirasi bagi pengembang madrasah untuk membawa “dunia” ke dalam lembaga. Read atau membaca tidak lagi diartikan sebagai hanya membaca buku, tetapi dari segala sumber informasi termasuk internet,  bahkan alam semesta dan  lingkungan masyarakat adalah bacaan yang harus fahami oleh siswa untuk membentuk kedewasaan mereka dalam berinteraksi dengan lingkungan masyarakatnya kelak.
  1. Mengembangkan budaya Reason (Berfikir)
Dalam Al qur’an banyak disebutkan perintah “ Afala ta’qilun…”, “Afala tatadzakkaruun …”, dan “Afala tandhurun …” perintah tersebut mengandung makna bahwa setelah membaca, hal yang harus dilakukan oleh manusia adalah berfikir tentang apa yang telah dibaca, dilihat, dan diamati. Dalam hal ini anak dibiasakan untuk melihat segala sesuatu yang ada disekitarnya dengan berfikir tentang Kekuasaan Allah SWT yang menciptakan alam semesta. Hal tersebut akan dapat meningkatkan keimanan dan kemampuan olahrasa siswa terhadap lingkungan sekitarnya.
  1. Mengembangkan budaya Research (Penelitian)
Dari bacaan, pengamatan, dan apa yang telah dilihat dan difikirkan, selanjutnya dicermati dan dikaji secara konkrit dalam bentuk penelitian. Penelitian dilakukan untuk memberikan kesimpulan secara ilmiah kejadian-kejadian yang terjadi di sekitar kita. Penelitian juga dapat dilakukan untuk mengembangkan hal-hal yang sudah ada sehingga memiliki manfaat yang lebih, atau menemukan hal-hal baru yang bermanfaaat bagi manusia. Mengembangkan pembiasaan penelitian berarti menciptakan pola berfikir inovatif dan kreatif pada siswa.
ACTION PLAN
Dalam pengembangan madrasah yang kompetitif dan sainstifik, kegiatan-kegiatan yang diprogramkan oleh madrasah harus mencerminkan upaya untuk menghasilkan output dan outcome  pendidikan yang memiliki keunggulan yang diharapkan dapat mendukung dikembangkanya madrasah tersebut menjadi madrasah yang unggul terutama dalam pengembangan sains dan kultur ilmiah di madrasah. Berkenaan dengan hal tersebut, diantara program-program  MTs Al Muslimun yang telah dicanangkan  antara lain :
1.      Pembiasaan tadarus dan belajar Al Qur’an pada awal kegiatan KBM.
Pembiasaan tadarus Al Qur’an diadakan dalam rangka memenuhi tujuan membentuk budaya dan karakter Religiuous pada siswa. Disamping diharapkan siswa dapat membaca Al Qur’an dengan benar, juga dari belajar Al Qur’an siswa  diperkenalkan dengan ayat-ayat Al Qur’an yang menegaskan perintah Allah untuk mencintai alam sekitar dan banyaknya pelajaran-pelajaran yang dapat diambil dari alam  atau alam sebagai sunnatullah.
2.      Pembiasaan hidup bersih dan membuang sampah di tempatnya serta memilah sampah organik dan un-organik
Pembiasaan hidup bersih menjadi salah satu karakter yang dikembangkan di MTs Al Muslimun, siswa dibiasakan membuang sampah pada tempatnya, dan memilah sampah organik dan sampah un-organik. Sampah organik dikumpulkan pada pembuangan akhir organik yang akan di proses menjadi pupuk organik, sedangkan sampah un-organik akan dipilah kedalam bahan-bahan daur ulang dan limbah un-organik.
3.      Program Bank Sampah
Program ini akan dikembangkan di MTs Al Muslimun dalam rangka memanfaatkan sampah-sampah un-organik daur ulang yang tersebar dilingkungan sekitar madrasah yang dapat dimanfaatkan kembali. Sistem bank sampah dikembangkan dengan memberikan poin pada tiap jenis sampah daur ulang, dan poin yang telah dikumpulkan oleh siswa  dapat ditukar dengan uang yang dapat diambil oleh siswa atau diinfakkan ke madrasah untuk kegiatan kebersihan lingkungan. Manfaat lain yang diharapkan adalah penanaman karakter menghargai apapun yang dapat dimanfaatkan termasuk sampah.
4.      Kegiatan workshop life skill
Kegiatan workshop life skill diberikan pada siswa untuk memberikan ketrampilan membuat suatu produk dari bahan-bahan yang ada di alam disekitar madrasah atau memanfaatkan barang-barang bekas yang sudah terkumpul di madrasah. Diantara kegiatan workshop yang sudah dilakukan adalah membuat dompet yang terbuat dari bahan enceng gondok, membuat bros, membuat taplak meja, membuat lukisan dari pelepah pisang, dls.
5.      Kegiatan Farming
Farming atau kegiatan bertani adalah salah satu kegiatan pertanian yang diadakan MTs Al Muslimun dengan tujuan untuk mengenalkan siswa pada dunia pertanian, tata cara bertani, penelitian hama, dls. Kegiatan farming yang diberikan pada siswa juga bertujuan untuk melatih karakter menghargai pekerjaan petani, dan melatih kesabaran dan keuletan siswa, bahwa menanam membutuhkan sebuah proses. Diharapkan karakter tersebut dapat membentuk maindframe positif tentang sebuah proses dan kesabaran menungguh hasil.
6.      Pengembangan Teknologi tepat Guna
Pengembangan teknologi tepat guna merupakan suatu hal yang menjadi kebutuhan terutama pada masyarakat pedesaan. Daerah di kabupaten Lamongan pada umumnya merupakan daerah yang rawan banjir, pada setiap musim hujan dapat dipastikan terjadi banjir yang menyebabkan petani dalam  kurun satu kali tanam tidak dapat menanam padi. Dari keadaan yang demikian, memunculkan ide dari siswa untuk membuat uji coba ”sawah apung” sebagai alternatif mengatasi kerawanan pangan pada masa banjir. Sawah apung dibuat dari bahan-bahan bekas yang banyak terdapat disekitar masyarakat, yaitu ban bekas, bambu, jerami, sekam, tanah kompos dan Tali sebagai pengatur air.


7.      Pembiasaan  Penelitian (KIR)
Kegiatan penelitian dilaksanakan dengan membentuk kelompok Ilmiah Remaja (KIR), yang dilakukan pembimbingannya secara rutin. Dalam kelompok  ini siswa dibina untuk melakukan berbagai macam penelitian. Diantara yang sudah diteliti oleh siswa adalah ekstrak jahe dan serai untuk membasmi semut, bioinsektisida biji mimba untuk membasmi kutu putih, bioinsektisida daun biduri untuk membasmi hama keong mas, bioinsektisida biji srikaya untuk membasmi tomcat, dan yang akan diteliti adalah getah pisang ”kluthuk” untuk penawar racun tomcat, dan lain-lain.

8.      Enterpreneour
Kegiatan interpreneoure dilaksanakan dengan tujuan untuk menumbuh kembangkan jiwa kewirausahaan siswa. Dalam kegiatan ini siswa belajar untuk memproduksi, menjual, mempromosikan, dan menghitung laba rugi. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan workshop life skill yaang sudah diadakan di madrasah. Kegiatan enterprenueur dilaksanakan dalam bentuk bazar yang diadakan 2 kali dalam saatu tahun.

 Gambaran upaya yang dilakukan suatu madrasah untuk mengembangan diri seperti yang dilakukan MTs Al Muslimun,  merupakan sebuah upaya madrasah untuk eksis menjadi jawaban atas kegalauan yang terjadi belakangan ini terhadap kualitas pendidikan di sekolah pada umumnya dan madrasah pada khususnya.  Madrasah sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional harus maampu mengambil peran utama dalam meningkatkan kualitas pendidikan di negeri ini.
 *) Penulis adalah Kepala MTs Al Muslimun Lamongan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar