MADRASAH SEBAGAI THE CENTER OF CARAKTER BUILDING
Oleh : Ummi Masruroh, M.Pd.*)
Dalam perspektif historis, Indonesia
merupakan sebuah negara muslim terbesar di Dunia, meskipun Indonesia terletak
jauh dari pusat perkembangan Agama Islam itu sendiri. Hal ini merupakan salah
satu indikator keberhasilan Pendidikan Agama Islam di Indonesia.
Madrasah menjadi sistem pendidikan yang
fleksibel diakomodasikan dalam berbagai lingkungan karena struktur kurikulumnya
yang lengkap meliputi kurikulum pengetahuan umum dan agama yang menitik
beratkan pada pembentukan akhlaqul karimah. Sebagai salah satu madrasah di
lingkungan pedesaan di kabupaten lamongan, MTs Al Muslimun merupakan salah satu
madrasah yang memanfaatkan pola sistem pendidikan madrasah tersebut untuk mengembangkan madrasah menjadi The Center of Caracter Buiding yaitu madrasah sebagai pusat
membangun karakter siswa.
Islam menganjurkan umatnya untuk
menjalankan agama secara kaffah (sempurna). Diantara komponen kesempurnaan itu
adalah umat Islam harus mengembangkan
ilmu, terutama ilmu yang mempunyai perhatian tentang alam semesta sebagaimana
dinyatakan dalam Al-Qur’an surat Ali Imron ayat 190 yang artinya “Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”. Hal ini yang mendasari MTs Al Muslimun dalam mengembangkan masterplan nya sehingga di madrasah ini terjadi keseimbangan kurikulum antara mata pelajaran agama dan matapelajaran umum.
Visi Madrasah
Visi adalah cita-cita atau mimpi yang ditetapkan oleh madrasah
untuk memberikan arah kemana madrasah akan dikembangkan, dan mendasari program-program serta
langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan. Visi menggambarkan
aspirasi masa depan tanpa menspesifikasi cara-cara untuk mencapainya. Visi yang
paling efektif adalah visi yang dapat memunculkan inspirasi yang dikaitkan dengan keinginan terbaik. Dalam mengembangkan karakter
madrasah yang kompetitif dan sainstifik, MTs Al Muslimun merumuskan
visinya berdasarkan pada kolaborasi dua
hal, yaitu konteks masyarakat sekitar madrasah dan konsep pendidikan efektif.
Dari konteks masyarakat sekitar madrasah dengan
latar belakang lingkungan pedesaan yang sangat dekat dengan dunia pertanian,
dengan kehidupan sosial ekonomi yang serba pas-pasan, dan budaya masyarakat pedesaan yang
”trans-agamis” dan jauh dari istilah modernitas, maka diperlukan upaya yang
sungguh-sungguh untuk membangun lembaga pendidikan yang memiliki output dan
outcome yang berkualitas sesuai dengan konsep pendidikan efektif yaitu pendidikan yang dapat membangun
karakter peserta didik, dan melakukan tranfer ilmu pengetahuan yang bermakna kepada peserta
didik. Dari kolaborasi kedua hal tersebut
yaitu konsteks masyarakat sekitar dan
konsep pendidikan efektif yang ingin dikembangkan, terumuskan visi madrasah
sebagai berikut :
Rumusan visi
tersebut diatas diperjelas dengan indikator
output dan outcome madrasah sebagaimana pada bagan berikut :
Secara Makro Visi pengembangan MTs Al Muslimun adalah mewujudkan masyarakat yang memiliki sikap agamis, berkemampuan
ilmiah-amaliah, memiliki jati diri dan profesional. Sedangkan secara Mikro pengembangan
pendidikan di MTs Al Muslimun diarahkan untuk
mewujudkan individu yang religius, ilmiah-amaliah, berkarakter dan
berprestasi. Berkaitan dengan pengembangan madrasah yang kompetitif dan sainstifik,
maka visi yang menggambarkan pengembangan madrasah tersebut tampak pada
indicator visi “Islami dan berkualitas” yaitu dengan output siswa mampu membaca
Al Qur’an, mampu melakukan penelitian, menguasai ICT dan berprestasi, sedangkan
outcome yang diharapkan dari visi tersebut adalah terciptanya budaya religious,
budaya berfikir dan berlaku ilmiah, cinta alam dan lingkungan, serta memiliki
minat tinggi untuk terus maju berprestasi.
Misi Madrasah
Terkait dengan visi yang telah dirumuskan, maka misi pengembangan MTs Al Muslimun diantaranya; disamping
mengembangkan kualitas SDM dan proses KBM, madrasah juga berupaya untuk mengembangkan
budaya Religious, Read, Reason, dan Research pada siswa yang selanjutnya
diharapkan akan meningkatkan kualitas siswa dan dikemudian hari akan menjadi
icon Madrasah. Upaya pengembangan budaya-budaya tersebut, yaitu :
- Mengembangkan Budaya Religiuous (Agamis)
Dalam era globalisasi dan
informasi yang semakin canggih dan tanpa batas belakangan ini, sekat antara hal-hal
yang bathal dan yang haq sangat tipis. Tanpa adanya bekal ilmu pengetahuan
agama yang cukup dan mental agamis yang kuat, maka siapapun akan dengan mudah
terjerumus pada hal-hal yang mendorong pada
keburukan moralitas. Apalagi
seorang anak pada usia sekolah yang sedang mencari jati diri. Dalam pengembangan
mental mereka, tidak seharusnya membatasi mereka dari perkembangan dunia luar
terutama perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi, tetapi bagaimana membentengi mental mereka agar
mereka dapat memilih dan memilah hal-hal yang baik dan yang tidak baik bagi
mereka. Hal tersebut akan bermakna bagi
siswa dalam memperoleh kedewasaannya dalam mengelolah informasi yang
harus dia terima.
- Mengembangkan budaya Read (Membaca)
Dalam Al qur’an surat Al
Alaq Allah berfirman “ Iqro’ Bismirobbikal ladhi Kholaq …”, Bacalah
dan sebutlah nama Tuhanmu yang telah menciptakan …. Ayat tersebut menjadi inspirasi
bagi pengembang madrasah untuk membawa “dunia” ke dalam lembaga. Read atau membaca tidak lagi diartikan
sebagai hanya membaca buku, tetapi dari segala sumber informasi termasuk
internet, bahkan alam semesta dan lingkungan masyarakat adalah bacaan yang
harus fahami oleh siswa untuk membentuk kedewasaan mereka dalam berinteraksi
dengan lingkungan masyarakatnya kelak.
- Mengembangkan budaya Reason (Berfikir)
Dalam Al qur’an banyak
disebutkan perintah “ Afala ta’qilun…”, “Afala tatadzakkaruun …”, dan “Afala tandhurun …” perintah tersebut mengandung makna
bahwa setelah membaca, hal yang harus dilakukan oleh manusia adalah berfikir
tentang apa yang telah dibaca, dilihat, dan diamati. Dalam hal ini anak
dibiasakan untuk melihat segala sesuatu yang ada disekitarnya dengan berfikir
tentang Kekuasaan Allah SWT yang menciptakan alam semesta. Hal tersebut akan
dapat meningkatkan keimanan dan kemampuan olahrasa siswa terhadap lingkungan
sekitarnya.
- Mengembangkan budaya Research (Penelitian)
Dari bacaan, pengamatan,
dan apa yang telah dilihat dan difikirkan, selanjutnya dicermati dan dikaji
secara konkrit dalam bentuk penelitian. Penelitian dilakukan untuk memberikan
kesimpulan secara ilmiah kejadian-kejadian yang terjadi di sekitar kita.
Penelitian juga dapat dilakukan untuk mengembangkan hal-hal yang sudah ada
sehingga memiliki manfaat yang lebih, atau menemukan hal-hal baru yang
bermanfaaat bagi manusia. Mengembangkan pembiasaan penelitian berarti
menciptakan pola berfikir inovatif dan kreatif pada siswa.
ACTION PLAN
Dalam pengembangan
madrasah yang kompetitif dan sainstifik, kegiatan-kegiatan yang diprogramkan
oleh madrasah harus mencerminkan upaya untuk menghasilkan output dan outcome pendidikan yang memiliki keunggulan yang
diharapkan dapat mendukung dikembangkanya madrasah tersebut menjadi madrasah yang
unggul terutama dalam pengembangan sains dan kultur ilmiah di madrasah.
Berkenaan dengan hal tersebut, diantara program-program MTs Al Muslimun yang telah dicanangkan antara lain :
1. Pembiasaan tadarus dan belajar Al Qur’an
pada awal kegiatan KBM.
Pembiasaan tadarus Al Qur’an diadakan dalam rangka memenuhi tujuan
membentuk budaya dan karakter Religiuous
pada siswa. Disamping diharapkan siswa dapat membaca Al Qur’an dengan benar, juga
dari belajar Al Qur’an siswa
diperkenalkan dengan ayat-ayat Al Qur’an yang menegaskan perintah Allah
untuk mencintai alam sekitar dan banyaknya pelajaran-pelajaran yang dapat
diambil dari alam atau alam sebagai sunnatullah.
2. Pembiasaan hidup bersih dan membuang
sampah di tempatnya serta memilah sampah organik dan un-organik
Pembiasaan hidup bersih menjadi salah satu karakter yang dikembangkan di
MTs Al Muslimun, siswa dibiasakan membuang sampah pada tempatnya, dan memilah
sampah organik dan sampah un-organik. Sampah organik dikumpulkan pada
pembuangan akhir organik yang akan di proses menjadi pupuk organik, sedangkan
sampah un-organik akan dipilah kedalam bahan-bahan daur ulang dan limbah un-organik.
3. Program Bank Sampah
Program ini akan dikembangkan di MTs Al Muslimun dalam rangka memanfaatkan
sampah-sampah un-organik daur ulang yang tersebar dilingkungan sekitar madrasah
yang dapat dimanfaatkan kembali. Sistem bank sampah dikembangkan dengan memberikan
poin pada tiap jenis sampah daur ulang, dan poin yang telah dikumpulkan oleh
siswa dapat ditukar dengan uang yang
dapat diambil oleh siswa atau diinfakkan ke madrasah untuk kegiatan kebersihan
lingkungan. Manfaat lain yang diharapkan adalah penanaman karakter menghargai
apapun yang dapat dimanfaatkan termasuk sampah.
4. Kegiatan workshop life skill
Kegiatan workshop life skill diberikan pada siswa untuk memberikan
ketrampilan membuat suatu produk dari bahan-bahan yang ada di alam disekitar
madrasah atau memanfaatkan barang-barang bekas yang sudah terkumpul di
madrasah. Diantara kegiatan workshop yang sudah dilakukan adalah membuat dompet
yang terbuat dari bahan enceng gondok, membuat bros, membuat taplak meja,
membuat lukisan dari pelepah pisang, dls.
5. Kegiatan Farming
Farming atau kegiatan bertani
adalah salah satu kegiatan pertanian yang diadakan MTs Al Muslimun dengan
tujuan untuk mengenalkan siswa pada dunia pertanian, tata cara bertani,
penelitian hama, dls. Kegiatan farming yang diberikan pada siswa juga bertujuan
untuk melatih karakter menghargai pekerjaan petani, dan melatih kesabaran dan
keuletan siswa, bahwa menanam membutuhkan sebuah proses. Diharapkan karakter
tersebut dapat membentuk maindframe
positif tentang sebuah proses dan kesabaran menungguh hasil.
6. Pengembangan Teknologi tepat Guna
Pengembangan teknologi
tepat guna merupakan suatu hal yang menjadi kebutuhan terutama pada masyarakat
pedesaan. Daerah di kabupaten Lamongan pada umumnya merupakan daerah yang rawan
banjir, pada setiap musim hujan dapat dipastikan terjadi banjir yang
menyebabkan petani dalam kurun satu kali
tanam tidak dapat menanam padi. Dari keadaan yang demikian, memunculkan ide
dari siswa untuk membuat uji coba ”sawah apung” sebagai alternatif mengatasi
kerawanan pangan pada masa banjir. Sawah apung dibuat dari bahan-bahan bekas
yang banyak terdapat disekitar masyarakat, yaitu ban bekas, bambu, jerami,
sekam, tanah kompos dan Tali sebagai pengatur air.
7. Pembiasaan Penelitian (KIR)
Kegiatan penelitian dilaksanakan dengan membentuk kelompok Ilmiah Remaja
(KIR), yang dilakukan pembimbingannya secara rutin. Dalam kelompok ini siswa dibina untuk melakukan berbagai
macam penelitian. Diantara yang sudah diteliti oleh siswa adalah ekstrak jahe
dan serai untuk membasmi semut, bioinsektisida biji mimba untuk membasmi kutu
putih, bioinsektisida daun biduri untuk membasmi hama keong mas, bioinsektisida
biji srikaya untuk membasmi tomcat, dan yang akan diteliti adalah getah pisang
”kluthuk” untuk penawar racun tomcat, dan lain-lain.
8. Enterpreneour
Kegiatan interpreneoure
dilaksanakan dengan tujuan untuk menumbuh kembangkan jiwa kewirausahaan siswa.
Dalam kegiatan ini siswa belajar untuk memproduksi, menjual, mempromosikan, dan
menghitung laba rugi. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan workshop
life skill yaang sudah diadakan di madrasah. Kegiatan enterprenueur
dilaksanakan dalam bentuk bazar yang diadakan 2 kali dalam saatu tahun.
Gambaran upaya
yang dilakukan suatu madrasah untuk mengembangan diri seperti yang dilakukan
MTs Al Muslimun, merupakan sebuah upaya
madrasah untuk eksis menjadi jawaban atas kegalauan yang terjadi belakangan ini
terhadap kualitas pendidikan di sekolah pada umumnya dan madrasah pada
khususnya. Madrasah sebagai bagian dari
sistem pendidikan nasional harus maampu mengambil peran utama dalam
meningkatkan kualitas pendidikan di negeri ini.
*) Penulis adalah Kepala MTs Al Muslimun
Lamongan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar